A Little Introducing

Malang, Jawa Timur, Indonesia
Birth name Ilham Rianto. Im just an ordinary guy with some ordinary writings who one day will be a movie director.

Senin, 03 November 2014

You and I

You and I

            Okay I’m back writing… kali ini aku akan membuat sebuah cerpan yang based on a true story. Based artinya berdasarkan kah? Berdasarkan kisah nyata? Okeh mungkin cerpen yang akanku tulis tidak semuanya berdasarkan fakta. Aku mungkin hanya ingin menulis saja dari sebuah pengalaman yang menurutku keren karena belum pernah aku alami ditambah dengan sedikit pengayalan yang mungkin akan menghancurkannya. Mungkin lebih ke khayalan ya, sebuah cerpen fiksi non fiksi? Oke langsung to the point aja, intinya aku tidak tau apa yang seharusnya aku lakukan saat ini.

                                                                             ***

            ‘Ayo foto sama aku ham!’adalah kalimat pertama yang ia katakan kepadaku. Aku yang saat itu masih dalam status pacaran dengan wanita lain merasa senang ia mengajakku untuk berfoto dengannya. Entah mengapa, mungkin karena pacarku yang kurang dapat membuatku benar-benar cinta dengannya membuatku mudah terlena dengan kehadiran wanita-wanita lain disekitarku. Aku kalau serius beneran serius, itu kalau lawannya juga serius. Menurutku apa gunanya kita melakukan sesuatu dengan serius jika hal yang kita hadapi malah bertindak sebaliknya.
            Ia mengajakku foto pada saat ulang tahun Rani, teman baiknya. Wanita itu, kita sebut saja Bunga karena bagiku ia seperti bunga yang mekar , bunga yang indah nan menarik yang tinggal menunggu waktunya untuk dipetik. Banyak lelaki yang menyukainya membuatku tidak memiliki keinginan untuk mendekatinya karena statusku yang sudah ada yang punya. Aku tidak ingin dipandang buruk oleh yang lain. Jaman kini yang mengatakan seseorang adalah playboy atau playgirl karena dekat dengan banyak lawan jenisnya yang kukira itu adalah hanya julukan buat mereka yang selingkuh dengan pacarnya atau memiliki lebih dari satu pacar.
            Akibat dari tindakannya untuk meminta foto denganku, aku tiba-tiba memikirkannya yang saat itu aku sudah seminggu tak berhubungan lagi dengan pacarku. Sepertinya aku sudah tidak punya rasa lagi dengan pacarku padahal pada awalnya aku ingin hubungan kita berlangsung dengan lama. Aku bbm dia secara tidak jelas dengan mengatakan ‘alah bung’ dan juga dibalasnya dengan mengatakan ‘salkim ya mas?’ maksudku adalah singkatan dari Bunga, jadi ‘bung’ tetapi malah seperti memanggil seorang lelaki yang lebih tua dari kita. Jadi aku menjelaskannya secara kurang jelas dengan panjang lebar yang sebenarnya aku hanya membolak balikkan kata-kataku.
            Itu adalah yang pertama, yang kedua tindakanku adalah mengatakan apa yang seharusnya aku katakan kepada pacarku. Jadi aku mengatakannya secara tidak gentle dengan menggunakan media hp. Lalu pada hari itu juga aku sudah dalam status menjomblo lagi.  Bahagia mungkin bisa mulai dekat dengan wanita lain, brengsek emang gue. Pernah aku katakan pada teman dekatku untuk jangan pernah mau jadi pacarku karena lelaki sepertiku emang brengsek dengan perasaan seperti ini. Atau mungkin sifat brengsekku hanya muncul saat dia tidak serius, saat kita tidak ingin ia melakukan sesuatu tetapi tetap dilakukannya, saat ia tidak menurut untuk melakukan sebuah kebaikan, saat ia mulai egois kepada kita.
            Aku sangat ingin benar-benar serius dengan seorang wanita yang dapat aku jaga yang tak begitu mudah untuk didapatkan, yang membutuhkan sebuah perjuangan. Sebuah cerita tidak akan pernah keren apabila happy endingnya berlangsung dengan begitu sederhana dan mudah. Mungkin karena keinginanku ini, Bunga sekarang sudah tidak begitu dekat denganku lagi. Atau mungkin aku saja yang terlalu alay dan terlalu mudah menyerah karena tak terbiasa dengan perjuangan panjang.

                                                                             ***

            ‘You and I!’ Sebuah dialog dalam sebuah pementasan teater dimana aku harus mengganti Kamu menjadi You dan Aku menjadi I. Aku mendapatkan sebuah peran ini yang menurutku adalah sebuah peran yang cocok buatku. Baru kali ini aku merasa bahagia mendapatkan peran yang telah dipercayakan kepadaku. Ia yang melihatku latian, tertawa dengan aku yang telah mengatakan dialog dengan ekspresi muka yang aku tunjukkan. Ekspresi muka yang kejam dengan satu alis naik. Tetapi ternyata tawa itu ditujukan kepada diriku yang telah salah mengatakan dialog yang telah tertulis di naskah. Sehingga aku sampai mengulangnya sampai 3 kali.
            Kita kemudian menjadi teman dekat entah dari mana asal usulnya. Kedekatakn kita bisa dilihat dengan diriku yang sampai mengantarkannya pulang, ia curhat kepadaku tentang lelaki yang sudah tidak lagi milikinya, dan sebagai orang yang mendengarkan orang yang sedang curhat kepada kita, aku memberinya beberapa saran, aku hanya ingin melihatnya bahagia saat itu. Kita juga sering menceritakan pengalaman-pengalaman kita di masa lalu. Dari pengalaman duka sampai suka kita merasa nyaman untuk menceritakannya. 
Entah pada akhirnya memilih siapa dari para lelaki yang saat ini juga ikut mengejarnya. Tetapi ia juga mengatakan bahwa ia tak mau pacaran terlebih dahulu karena pengalaman dari masa lalu. Itu membuatku untuk tidak memikirkan jatuh cinta dengannya. Jatuh cinta masalah belakang, naksir dan suka dulu agar terhindar dari perasaan-perasaan negatif yang tidak diinginkan. Aku tak tau ada apa yang membuatku merasa beda dengan saat aku mendekatinya dengan saat aku mendekati wanita-wanita lain. Kali ini benar-benar beda, kali ini aku benar-benar ingin membuat kisah yang panjang dengannya. Sebuah kisah yang berbeda dari yang lainnya, tak hanya sebuah kalimat ‘aku cinta kamu’ dengan dibalas ‘aku juga mencintaimu’ tetapi sesuatu yang beda. Kalimat itu yang disampaikan secara tersirat dengan tingkah dan perbuatan kita.

                                                                             ***

Pada saat selesai pentas teater, ia yang melihat pertunjukanku kembali meminta foto denganku diluar panggung seperti saat pertama kali ia menarik perhatianku. Mungkin ia hanya ingin foto dengan seseorang yang memiliki make up yang aneh(?) karena saat itu make up ku memang benar-benar aneh dan bisa dikatakan keren juga. Tetapi kali ini suasana saat aku foto dengannya berbeda, aku merasa begitu bahagia dan itu juga adalah saat yang paling bahagia untukku dengannya. Mungkin rasa bahagiaku berhenti sampai disitu saja. Mungkin puncaknya hanya sampai situ saja. Seperti mendaki gunung yang kita kira masih jauh tetapi ternyata kita sudah sampai dititik paling tinggi dari gunung tersebut.
Sesuatu pasti telah terjadi, saat aku mengupload fotoku dengannya di twitter pada awalnya ia tak berkata apa-apa. Lalu keesokan harinya yang secara tiba-tiba ia memintaku untuk menghapus foto itu dari timelineku. Tak hanya itu tetapi ia juga bersikap beda saat aku ingin kembali dekat dengannya seperti hari-hari sebelumnya. Aku tak tau apa yang telah terjadi padanya yang membuatnya berubah saat dekat denganku, apa yang mungkin telah membuatnya mendapatkan sebuah rasa 'ilfeel' kepadaku. Jadi aku mencoba mencari tau segala macam cara agar aku bisa kembali dekat dengannya. Aku menceritakannya kepada Rani. Mungkin ia tau apa yang membuat Bunga berubah dan menjauh dariku. Aku berharap ia bisa membuatku dan Bunga kembali seperti dulu. Aku mengatakan padanya bahwa aku menyukai Bunga, perasaan yang seharusnya tak aku ungkapkan terlebih dahulu, perubahannya membuatku terus berpikir ‘mengapa?’ Tetapi ia malah berkata padaku, “Lihatlah orang-orang di masa lalumu terlebih dahulu, lalu jika engkau mengerti kau pasti dapat menyimpulkannya.”
Rani hanya memberikanku sebuah petunjuk yang terlalu jelas terpikir olehku dan aku bertanya apakah tebakanku benar lalu ia berkata ‘Iya’. Ia ingin memberikanku bentuan agar aku bisa dekat dengannya lagi tetapi aku menolak, aku harus bisa mengejarnya lagi dengan segala upayaku sendiri. Seperti menangkap layang-layang yang telah lepas dari pemiliknya, kita pasti akan merasa senang dapat menangkapnya sendiri tanpa bantuan dari orang yang lain, apalagi dengan saingan-saingan yang ada, menangkapnya sendiri adalah tantangan tersendiri bagiku.
Jadi aku berusaha meyakinkan Bunga tentang semuanya tanpaku menyatakan rasa sukaku padanya, karena akan egois jika aku mengatakan hal itu kepada seseorang yang telah mengatakan secara langsung bahwa ia tak ingin pacaran terlebih dahulu. Tetapi tetap sama, bahkan lebih parah, ia hanya membalas semuanya dengan kata “iya.” Hal itu membuatku benar-benar kecewa dengan diriku dan dirinya. Mungkinkah semua ini adalah hal yang sia-sia? Mungkin aku saja yang terlalu berharap, mungkin aku saja yang terlalu bodoh untuk tetap mendekatinya dengan semua yang telah ia katakan padaku.
Aku tak tau apa yang sebenarnya aku rasakan saat ini. Galau? Tidak itu alay, itu hanya kata yang digunakan untuk mereka yang dipatahkan oleh cinta, aku yakin aku belum mencintainya karena cinta yang sesungguhnya adalah perasaan yang dirasakan oleh kedua belah pihak. Bagiku tidak ada cinta bertepuk sebelah tangan, hanya ada rasa suka yang tak dibalas dengan rasa yang sama. Mungkin itu yang terjadi padaku, aku tak tau apa yang harus aku lakukan selanjutnya. Tetap memperjuangkannya atau pergi darinya dan melanjutkan keseharianku dengan mengingat kesalahan di masa lalu...

          
The End
Thank you for reading, minta kerja samanya ya kalau ada kalimat, kata, atau ejaan yang salah. Terutama diksi yang kurang pas hihi :3