Senin, 24 Oktober 2016
Seperti judul, ini semua memang hanya sebuah permainan emosi. Kurasa emang semua nya berakhir seperti yang tidak diinginkan adalah karena aku tak bisa mengatasi emosi ku. Emosi dalam artian apa? Baper. Iya anjing gua ngaku gua baperan. Jangan emosi karena kata 'anjing' karena itu kutujukan tuk diriku sendiri. Toh alasan pertama mengapa mantanku bisa menjadi pacarku saat itu adalah karena ia berani bilang kepadaku bahwa ia suka kepadaku. Iya, bangku kelas 7 ku masih ingat bahwa si cewe lah yang bilang dan bukan aku (iya gua pengecut saat itu). Sebenarnya aku gak ada feel sama dia pada awalnya, tetapi karena ia berani mengatakan aku suka kamu kepada aku yang tidak punya nyali untuk bertemu dengannya. berbaliklah seluruh rasa empati gua karena telah merespon semua yang telah ia lakukan untukku. Akhirnya ya jadian, walaupun hanya seminggu mungkin pacarannya? Tetapi yang pertama akan selalu ada di dalam ikatan memori.
Mungkin aku terlalu serius kali ya, mungkin aku yang goblok dipermainkan oleh emosi, oleh kata-kata yang tak terkandung arti yang dalam.
Anjing sumpah gua hanya ingin teriak dan meneriakkan semuanya. Tetapi apasih gunanya? Itu hanya gua yang ke baper an. ya dan siapa sih yang menciptakan kata "baper"? 'Bawa Perasaan' gua baru tau kata itu saat duduk di bangku kelas 2 SMA. Ah semakin lama gua benci sama yang namanya baper.
Kadang gua terlalu serius dan kuakui itu salah satu kelemahanku. Kadang kuanggap semuanya menjadi serius sehingga kata-kata yang mengandung arti candaan hilang menjadi sebuah arti keseriusan. Dari bercanda-bercanda an menjadi sebuah sindiran tersembunyi. Sindiran? benarkah sindiran ataukah itu kembali tetap menjadi sebuah percandaan?
Shit! Why the f*ck?!?!
Yes, why, kenapa, apakah ini hanya terjadi pada diriku apa pada kalian juga? Apakah aku normal ataukah ini hanya sebuah kelemahanku belaka?
TELL ME!
Wait...
No!
This is something i have to figure out myself...
Kamis, 06 Oktober 2016
Aku tau
kalau aku mencintainya. Aku tau bahwa wanita sepertinya adalah satu diantara seratus,
bukan tetapi antara seribu, atau bahkan diantara sejuta. Aku bahkan tidak
sengaja mencintainya, aku secara tidak sadar menyukainya dari saat kita pertama
keluar berdua. Kukira hanya dua orang teman tanpa akan menjalin hubungan yang
kumiliki saat ini dengannya. Aku sayang dia, aku benar-benar sayang. Mungkin
kalian akan mengatakan ini bullshit tetapi aku berharap ini bukanlah sebuah
omong kosong. Aku berharap bahwa aku dan dia akan berlangsung sampai senyuman
terakhir kami di dunia. Aku berharap semua
masalah yang akan kita hadapi nanti tidak akan berakibat pada
perpisahan. Belum 2 bulan genap aku mengenalnya tetapi aku sudah memikirkan
jauh ke depan untuknya, untuk kami berdua.
Sabtu, 01 Oktober 2016
Sampai saat ini belum kutemukan sisi yang menunjukan tidak enaknya kuliah dibandingkan sekolah dulu.Mungkin belum, baru aja 2 bulan kuliah. Mungkin semua itu membutuhkan proses untuk terlihatnya sebuah keburukan itu. Sama halnya dengan pacaran kalau kamu pacaran dengan seseorang pasti kalian semua akan senang di awal karena sifat asli dari masing-masing pihak belum diketahui sepenuhnya. Kita hanya berharap kesenangan itu dapat berlangsung sampai disaat kita menyampaikan janji bersama di masjid di gereja atau dimanapun itu untuk menyatakan sebuah komitmen sehidup semati. Itu harapan bagi mereka yang benar-benar ingin menseriuskan suatu hubungan. Aku serius, kalau kau memang takdirku kan kuminang kau sekarang juga. Ya gak sekarang juga sih, aku belum punya apa-apa. Aku gak ingin kau merasakan tidak enaknya hidup dengan memindahkan tanggung jawab ayahmu kepadaku. Aku bukan Muhammad Alvin Faiz yang dengan mudahnya menikahi seorang wanita muallaf. Aku bukan anak ustad yang perekonomiannya mantap.Ya... Seorang pemuda biasa yang harus susah-susah mencari pekerjaan dengan pendidikan. Okelah kembali ke topik.
Kuliah?
Gimana sih pendapat kalian para kating(kakak tingkat) yang sudah bersemester-semester di bangku perkuliah? Enak gak sih, selama kalian kuliah? Lebih enak mana sama dulu sekolah di SMA?
Aku ingat saat SMA, aku dan teman-temankku bercerita akan ada banyak fake friend di masa kuliah. Tetapi secara kenyataan aku belum menemukan fake friend itu, mungkin karena aku tidak ada yang bisa dimanfaatin dariku. Haha gue anak kos, mau manfaatin apa selain ilmu? Apapun yang berkaitan dengan ilmu itu bukan memanfaatkan, entah kita yang disuruh ngerjain tugas kek atau apa kek, itu semua bukan berarti mereka memanfaatkan kita tetapi kita lah yang memanfaatkan momen untuk menggunakan ilmu itu sebagai sebuah senjata dalam peperangan mencari pekerjaaan nanti di akhir.
Atau mungkin itu hanya di jurusanku, di fakultasku, di universitasku. Sekarang ku kini paham bahwa bukan nama universitas yang dapat membuat kita bahagia. Bukan karena lo lo dan lo yg kuliah di UA, UGM, UNIBRAW, dll mengartikan bahwa kuliah lo enak dan bahagia. Bisa saja dengan tinggi nya nama universitas kalian malah memberatkan kalian. Malah membuat kalian merasakan ketidaknyamanan hidup. Mungkin kalian hanya mementingkan nama universitas atau mementingkan yang penting kuliah. Tetapi itu semua salah, cari kuliah itu yang benar-benar sesuai dengan diri kalian. Kalau kalian belum menemukan maka janganlah kuliah! itu sebuah kesalahan yang besar! uang orang tua lo yang kalian tanggung! Kalau anda tidak senang dengan kuliah kalian, berarti anda sedang kuliah di tempat yang salah!
Pada akhirnya ini hanya pendapat dari seorang maba, maba mah tau apa, masih 3,5 tahun lagi kedepan baru tau arti kuliah yang sesungguhnya.
Kuliah?
Gimana sih pendapat kalian para kating(kakak tingkat) yang sudah bersemester-semester di bangku perkuliah? Enak gak sih, selama kalian kuliah? Lebih enak mana sama dulu sekolah di SMA?
Aku ingat saat SMA, aku dan teman-temankku bercerita akan ada banyak fake friend di masa kuliah. Tetapi secara kenyataan aku belum menemukan fake friend itu, mungkin karena aku tidak ada yang bisa dimanfaatin dariku. Haha gue anak kos, mau manfaatin apa selain ilmu? Apapun yang berkaitan dengan ilmu itu bukan memanfaatkan, entah kita yang disuruh ngerjain tugas kek atau apa kek, itu semua bukan berarti mereka memanfaatkan kita tetapi kita lah yang memanfaatkan momen untuk menggunakan ilmu itu sebagai sebuah senjata dalam peperangan mencari pekerjaaan nanti di akhir.
Atau mungkin itu hanya di jurusanku, di fakultasku, di universitasku. Sekarang ku kini paham bahwa bukan nama universitas yang dapat membuat kita bahagia. Bukan karena lo lo dan lo yg kuliah di UA, UGM, UNIBRAW, dll mengartikan bahwa kuliah lo enak dan bahagia. Bisa saja dengan tinggi nya nama universitas kalian malah memberatkan kalian. Malah membuat kalian merasakan ketidaknyamanan hidup. Mungkin kalian hanya mementingkan nama universitas atau mementingkan yang penting kuliah. Tetapi itu semua salah, cari kuliah itu yang benar-benar sesuai dengan diri kalian. Kalau kalian belum menemukan maka janganlah kuliah! itu sebuah kesalahan yang besar! uang orang tua lo yang kalian tanggung! Kalau anda tidak senang dengan kuliah kalian, berarti anda sedang kuliah di tempat yang salah!
Pada akhirnya ini hanya pendapat dari seorang maba, maba mah tau apa, masih 3,5 tahun lagi kedepan baru tau arti kuliah yang sesungguhnya.
Langganan:
Postingan (Atom)