A Little Introducing

Malang, Jawa Timur, Indonesia
Birth name Ilham Rianto. Im just an ordinary guy with some ordinary writings who one day will be a movie director.

Minggu, 27 Mei 2018

Hidup gak adil: At the Restaurant

Hal yang akan saya tulis kali ini adalah saat saya berada di sebuah restoran tadi setelah buber. Karena masalah sepele bisa berujung pada akhir dari sebuah hubungan. Kecil tapi jika tidak segera diselesaikan akan merambah jadi besar. Emosi dan ekspresi dari dia yang terlihat menimbulkan pertanyaan apa yang terjadi selanjutnya.

Ini sepele dan mungkin orang akan bilang hanya human error seperti itu kok bisa berujung pada ketidakadilan.

Ya bisa. Semuanya bisa.

Restoran itu ramai dan kuakui memang pelayanannya kurang baik, temanku bahkan harus menunggu sampai 30 menit sampai diberikan sendok untuk makan. Iya cuma minta sendok aja begitu lamanya. Tapi saat menyantap makanan nya, memang rasanya terbayarkan. Masalah kami adalah sendok dan sate ku yang harus menunggu sekitar 45 menit lebih.

Aku masih bisa makan.

Melihat bangku meja dibelakang ku terdapat sebuah pasangan dengan perasaan pulang bahagia.

Perasaan itu sirna.

Sang lelaki tidak mendapatkan pesanan nya. Menunggu waktu yang lama dan ternyata apa yang ia pesan habis stocknya. Gila apa ya, seharian menahan lapar dan apa yang ia dapatkan setelah buka adalah kekecewaan dari sebuah harapan makanan yang lezat.

Lagi, memang makanannya lezat.

Melepas kaca matanya, menyilaukan kakinya, kedua tangannya menutupi wajahnya, si wanita berusaha menghibur dengan menyuapi makanannya. Tapi lelaki itu sudah cukup muak dengan apa yang ia dapatkan. Tak lama kemudian mereka pergi.

Worst case scenario ceweknya yang milih tempatnya.

Sebuah ketidakadilan dimana semua dapat menyantap makanan yang lezat, Ia seorang hanya bisa minum teh hangat dari rasa lapar yang telah ia tahan.

Hidup gak adil: Prolog

Aku akan membuat catatan setiap kali aku merasakan ketidakadilan yang ada di dunia ini atau lebih tepatnya ketidakadilan yang aku rasakan.

Tapi sebelum kesana aku ingin menjelaskan kenapa aku menulis ini.
Tulisan ini adalah pengingat bagiku saat keadilan sudah datang nanti kepadaku, ku berbagi agar setiap orang yang membaca dapat mengingatkan ku jika suatu saat nanti aku lupa dengan masa lalu yang ku alami.

Oke, hidup itu adil gak sih? Kalau ditanya begitu aku akan menjawab tidak adil dan aku bisa dibilang adalah salah satu makhluk yang berusaha dekat dengan penciptanya, dari situ kuanggap semua ketidakadilan itu jika tidak dibalas di dunia maka akan dibalas di akhirat nanti. Rasa sayang kepadaku yang membuatku tertimpa ujian yang diberikan oleh-Nya. Ya itu konsep pemikiranku dan aku tak memaksa kalian atau siapapun yang membaca ini untuk menerimanya.

Kita lihat saja dari kehidupan sehari-hari, ada masyarakat miskin dan kaya, ada masyarakat tertindas dan menindas, ada yang setiap hari hidup dengan santainya menikmati makanan kesukaannya dan ada yang setiap hari harus berusaha keras keringat deras demi sesuap nasi. Nah ini berlebih sih, tapi gaapa biar ada sense puitisnya tulisan ini.

Kebanyakan orang yang hidupnya sudah terpenuhi akan mengatakan bahwa hidup adil, ya mungkin belum tau rasanya disakiti berkali-kali oleh orang yang disayangi atau belum tau rasanya susahnya menjalani hidup dengan segala kekurangan. Sebenarnya yang membuat saya miris adalah orang-orang yang seperti ini masih banyak yang pelit. Punya banyak harta tapi sedikit yang masuk dalam kantong sedekah, lebih memedulikan gaya hidup yang eksklusif dan gengsi diantara teman-temannya. Aku salah satu korbannya, saat ini aku berusaha untuk memenuhi apa yang saya butuh saja dan tidak menggunakan uang yang saya miliki untuk hal-hal yang berlebihan.

Dulu saya melihat teman-teman dengan gaya fashionable ber merk membentuk hal itu menjadi konstruksi sosial. Mereka yang tidak memiliki barang-barang yang ber merk kelas atas berada di strata tertinggi dan menimbulkan situasi dalam masyarakat bahwasanya 'aku bukan anak-anak keren seperti itu aku tidak bisa bergaul dekat dengan mereka'. Dan saya yakin temen-temen yang gaul itu mau berteman dengan siapa saja. Ini semua tentang gengsi, aku yang hanya mampu beli sepatu 300 ribu an maunya beli yang 800 ribu an, dan aku rela menabung hanya demi trend dan gaya hidup! Bayangkan 500 ribu itu bisa untuk makan seseorang satu minggu lebih.

Sekarang Tuhanku Allah SWT telah mengingatkan ku dengan berbagai cobaan terkait apa yang saya miliki yang mana tidak saya syukuri, kadang saya berpikir kenapa kok aku? Tetapi seharusnya aku berpikir untuk berterimakasih kepada Allah karena hal itu menjadi bukti bahwa Allah 'peduli' dengan aku.

Apakah kamu percaya dengan Tuhan? Apakah ajaran agamamu mengajarkan bahwa cobaan adalah tanda sayang padamu? Berapa cobaan yang diberikan padamu saat ini? Itu cukup menjadi pertanyaan yang dijawab oleh dirimu sendiri.

Untuk kamu yang mengalami masalah yang membuatmu stress dan ingin hilang saja dari dunia, membuatmu tak tau apa yang harus kamu lakukan dalam hidupmu, kamu tidak sendiri, aku bisa menemani, tidak aku mau menemanimu jika kau butuh teman tuk mendengarkan segala masalah dan luapkan amarahmu.

Terima kasih telah membaca tulisan ini, Maaf...

Jumat, 20 April 2018

It's been a while

Problems

Aku dibuat sadar,
Setiap kali aku merasa bahwa aku sudah tak sanggup lagi, yang menciptakan ku menyadariku dengan perantara orang lain...

Orang lain itu bukan sebagai orang yang menolong ku tetapi sebagai orang yang mengalami hal yang bisa dikatakan lebih parah dari apa yang aku alami.
Walau yang saat kubandingkan masih lebih besar masalah yang aku hadapi, tetapi jika melihat orang itu yang tidak diberi kenikmatan dekat denganNya aku jadi merasa kasian.

Kasian karena orang yang tidak dekat dengan Tuhan mau lari kemana saat mereka merasa hampa atau mendapat masalah.

Sebenarnya hanya itu saja yang aku ingin sampaikan,
Aku kasian sama siapapun kamu yang membaca ini jika kamu tidak dekat dengan Tuhan.
Mau lari kemana kamu jika semua orang yang kamu beri harapan pergi?
Atau semua orang yang memperdulikanmu tidak ada?

Sekian