A Little Introducing

Malang, Jawa Timur, Indonesia
Birth name Ilham Rianto. Im just an ordinary guy with some ordinary writings who one day will be a movie director.

Senin, 05 Januari 2015

Menjadi lebih baik

Mengejar daripada Mempertahankan


Kadang-kadang apa yang kita minta kepada Tuhan diberikan tidak sesuai dengan harapan kita melainkan lebih baik daripada itu. Misalnya kita berdoa untuk diberikan kendaraan dengan harapan bahwa yang diberikan adalah sebuah motor baru melainkan yang diberikan kepada kita adalah sebuah mobil baru. Tuhan memiliki rencana-rencana yang terbaik untuk kita karena Tuhan Maha Tahu. Kadang-kadang kita berdoa berdasarkan keinginan tanpa melihat apakah itu dibutuhkan oleh kita atau tidak. Lalu Tuhan menjawab dengan memberikan kebutuhan yang ternyata itu ialah yang kita inginkan sebenarnya.Manusia memang adalah makhluk dengan penuh rencana tetapi Tuhan Maha Tahu mana rencana yang terbaik untuk kita. Dalam setiap kehidupan tidak mungkin ada yang selalu sesuai rencana. Pengalaman membuatku menyadari apa yang aku harapkan itu bukan yang telah direncanakan oleh Tuhan. Ia telah memberikan yang jauh lebih baik dari itu.

Tak cantik dan tak semenarik yang lainnya, aku mengenal dia pada saat berkelompok mendiskusikan masalah yang harus kami temui solusinya, tugas dari guru PKn kami. Memang saat itu kami masih awal tahun pelajaran baru sehingga aku mengenalnya sebatas nama dan tampang saja. 40 menit satu jam pelajaran di sekolah kami, satu jam pelajaran untuk mendiskusikan masalah lalu satu jam pelajaran lagi untuk mempresentasikan hasil diskusi kami. Terbagi menjadi 6 kelompok dan saat itu kami mendapatkan topik tentang toleransi antar agama di Indonesia. Kami membahas matang-matang masalah itu dengan menuliskan kehebatan toleransi di Indonesia. 6 Agama yang dapat terjalin dengan toleransi yang sempurna dan menuliskan juga kejadian-kejadian yang telah merusak kesempurnaan itu. Jam pelajaran kedua dimulai dan kelompok kami mendapatkan kesempatan pertama untuk mempresentasikan hasil diskusi kami. Aku yang merupakan ketua dari kelompok tersebut membuka presentasi itu dengan cukup sempurna menurutku sih lalu dijelaskan oleh Siti dan ternyata ia menjelaskannya jauh lebih sempurna dengan yang telah aku harapkan, jauh lebih pintar daripada diriku yang membuatku berpikir 'lo keren sumpah'. Awal dari terkagumnya diriku kepadanya.

Saat itu aku memiliki seorang pacar yang juga tidak sesuai dengan yang aku harapkan, ia terlalu pasif pendiam. Memang pacarku saat itu memiliki penampilan yang sesuai dengan seleraku, aku masih menilai perempuan berdasarkan kecantikan pada saat itu. Mungkin aku yang terlalu cepat dalam mengambil tindakan membuat hubungan kami tak sampai sebulan aku berpacaran dengannya. Sebut saja Lila, pandangan pertamaku padanya langsung menarik hatiku untuk melakukan apa yang disebut dengan PDKT. Juga tak sampai sebulan pdkt aku sudah berpacaran dengan dia. Terlalu cepat bukan? Kita tak tau sifat-sifat dia yang sebenarnya apabila waktu pdkt hanya dalam waktu yang singkat. Bentar... sifat? Aku kan menilai wanita berdasarkan penampilan waktu itu jadi sifat tak masalah bagiku.

Aku pacaran dengan Lila lah yang membuatku tidak dekat dengan Siti Karena seperti yang kujelaskan tadi, Lila jauh lebih cantik daripada Siti . Sebuah sifat yang menakjubkan belum dapat menarik diriku untuk merubah rasa kagum jadi suka. Tetapi semua itu dapat berubah dengan sekejap saat aku pergi ke rumahnya untuk mengembalikan helm nya yang telah dititipkan kepadaku. Niat yang hanya untuk mengembalikan helm berubah menjadi perbincangan panjang lebar dari A sampai Z. Dia benar-benar keren, semua yang kita perbincangkan tidak pernah menimbulkan rasa bosan, aku bisa berbincang dengannya seharian tanpa henti. Paling berhenti ya karena makan dan melaksanakan kewajiban tetapi saat itu langit sudah bewarna hitam jadi tak selama dengan yang kuinginkan. Bosanku pacaran dengan Lila membuatku merasa bahwa aku naksir sama Siti . Tak lama kemudian dari hari dimana aku dan Siti berbincang panjang lebar, aku putus dengan Lila. Tapi itu semua sudah terlambat karena Siti ternyata sudah dekat dengan lelaki lain, Fajar. Kecewa? Tidak, aku saja yang terlalu bodoh menilai wanita berdasarkan penampilan semata.

"Ha dia nembak kamu? Di depan teman-temanmu dan teman-temannya?" Hari dimana Fajar menembak Siti yang membuat semua harapanku untuk mendapatkannya hilang.
"Iya, harus bagaimana ini ham?"
"Hmm, perasaan kamu ke dia gimana?"
"Gak tau aku bingung"
"Kalau kamu emang juga memiliki perasaan yang sama, kamu terima aja, jangan dipending-pending."   
"Gak tau ham, kayagnya masih belum ada perasaan yang pasti"
"Kalau kamu tak memiliki perasaan yang sama tetapi kamu telah memberikan harapan kepadanya dengan membiarkan dia mendekatimu, sebaiknya kamu terima dan belajar untuk mencintai dia, karena kadang kita harus belajar mencintai orang yang mencintai kita karena tak selamanya orang yang kita kejar itu punya perasaan yang sama pada kita." Ohh Ilham lu goblok bangeet, kenapa lu mengeluarkan kata-kata yang bijak seperti itu, coba lu ngomong jangan diterima dengan alasan apapun kalau kamu tak memiliki rasa yang sama, ooh gobloknya lu.

Ternyata ia sudah menerima nya pada saat percakapan kami itu, karena percakapan tadi dilaksanakan melalui media bbm ia juga menerima Fajar jadi pacarnya lewat bbm. Ia menerima dengan alasan kasian. Alasan yang sangat tidak masuk akal. Ohh Why... Ya sudahlah biarkan mereka berkarya dan menciptakan sebuah cerita baru. Secara otomatis aku sudah tak menghubungi Siti lagi melalui media sosial melalui bbm. Apa gunanya mengejar orang yang sudah ada yang punya. Aku kembali menjadi diriku yang mementingkan bermain dota daripada mengejar wanita lagi. Hari-hari dimana Hp selalu sepi dimana aku sudah tak lagi menggunakan paket bbm lagi.

Sebulan kemudian, seorang wanita cantik kembali menghampiri hidupku. Iya cantik sekali tetapi kalau yang ini beda, ia baru putus. Tak bisa ia move on dari mantannya. Yang ini gak pasif pendiam, tetapi cerewet dan juga bisa berbincang panjang lebar walau tak semenarik perbincanganku dengan Siti. Cantik dan rame? Cukup itu saja menurutku, sebut saja Rhia. Penting tidak seperti Lila yang pendiam yang membuatku seperti berbicara dengan batu. Aku merasa lebih nyaman dekat dengan Rhia walau tak senyaman saat dekat dengan Siti. Setelah sekitar 2 minggu pdkt, aku merasa bahwa ia adalah milikku and no one can stop me. Alay, lagi-lagi aku tak berpikir panjang lebar. Aku mengajaknya pergi jalan-jalan 'kencan nih?' yang berunjung kami foto berdua. Lebih mengagetkan lagi ternyata si mantan melihat kami berdua. Bukan Lila, ini beda lagi.

Keesokan harinya Rhia tiba-tiba cuek seolah-olah mencoba hilang dari hidupku. Aku merasa bahwa telah diberikan harapan palsu olehnya. Terus menjadi penat dalam pikiranku, kenapa hal ini bisa terjadi kepada diriku. Apakah gara-gara kemarin sehingga ada sebuah rasa ilfeel yang muncul darinya? Aku tak tau. Aku meminta alasan tapi tak ia berikan sehingga kucoba tanya kepada teman dekatnya yang akhirnya memberikan sebuah kejelasan mengapa hal ini bisa terjadi. Mantanku yang se ekskul sama Rhia, mengancam Rhia untuk tidak dekat-dekat denganku. Ia takut menimbulkan sebuah permusuhan di dalam ekskul nya sehingga memilih untuk menjauh dariku.

Aku tak tau sekarang apa yang harus aku lakukan. Lalu teringat sebuah kalimat dari seseorang yang berbunyi agar kita harus menyatakan perasaan sebelum orang itu pergi dari hidup kita. Tak tau kenapa hal itu malah yang terpikir olehku sehingga aku memilih untuk mengatakan bahwa aku suka sama Rhia secara langsung padanya. Keesokan harinya setelah pulang sekolah, aku mengatakan semua perasaanku kepada Rhia. Mungkin ini pertama kalinya aku bilang "aku suka sama kamu" secara langsung. Semua penat yang ada dalam hati aku ungkapkan semuanya. Tetapi balasannya membuat diriku kecewa, ia tetap memilih untuk menjauh dariku setelah semua yang kukira adalah sebuah harapan untukku.

Kembali lagi pada diriku dengan hati yang mengatakan tidak ingin dekat dengan wanita lagi yang ternyata itu hanya berlangsung selama satu hari. Karena keesokan harinya aku mencoba melampiaskannya kepada wanita lain. Agar bisa lebih cepat move on dari sebuah rasa yang ternyata hanya sebuah kepalsuan. Kali ini wanita yang kupilih adalah teman dekat dari Siti. Jauh lebih cantik dari Siti dan lebih tinggi pula. Saat itu ia memang juga tidak ada yang punya sehingga aku mencoba mendekati dia untuk melupakan kegalauan yang aku alami.

Berhasil, menurutku ini move on tercepat yang pernah aku alami. Aku sudah tak lagi memiliki rasa kesal kepada Rhia seminggu kemudian. Disamping itu pula, seminggu kemudian lagi aku merasa bahwa dengan teman dekatnya Siti ini aku tak merasa nyaman seperti saat dekat dengan Rhia maupun Siti. Sehingga daripada memberikan harapan palsu, aku menjauhinya secara perlahan dan kembali pada diriku yang memiliki hati tanpa perasaan kepada siapapun. Kebetulan saat itu ujian akan berlangsung dan hatiku dalam keadaan tenang, hanya bisa kuucapkan terimakasihku kepada Tuhan karena menempatkan diriku dalam keadaan tenang pada saat ujian akan dilaksanakan.

Tinggal 2 hari lagi hingga Ujiannya berakhir, aku mendapatkan sebuah berita yang sangat bahagia bagiku. Siti telah berhenti berhubungan pacaran dengan orang yang bernama Fajar itu. Berita itu membuatku melaksanakan ujian dengan lebih semangat. Pada hari terakhir ujian berlangsung, malamnya aku mengajak Siti untuk jalan-jalan sebagai sebuah bentuk refreshing atas seminggu penuh perjuangan otak. Aku ingin mendengar seluruh ceritanya dari Siti bagaimana kejadiannya yang membuat hubungan mereka berakhir. Kembali lagi kita berbincang dari Aceh sampai Papua, sungguh menyenangkan bisa jalan-jalan berdua sama dia. 'PDKT ulang' otakku terus berkata beserta neuron-neuron yang bergerak dalam otak terus meneriakan 'YEAAAAH!' Sambil bergerak kesana-kemari. Tak henti aku menghubungi dia melalui bbm setelah jalan-jalan berdua dengannya.

Otomatis setelah Ujian adalah liburan. Pada liburan itu tiada hari dimana aku tidak tersenyum karenanya. Ia membuat hari-hariku tidak bosan saja dengan diriku menonton film seperti biasanya, tetapi ia membuatku tersenyum pada setiap balasan yang ia berikan.

Setiap aku terbangun dari tidurku aku teringat dirinya
Setiap aku melihat fotonya tak ingin kulepas pandanganku
Setiap aku melihat waktu ingin kupercepat agar dapat bertemu dengannya
Setiap aku menghitung waktu saraf otakku memikirkan dirinya
Mungkin ia tak secantik seanggun
Cinta tak memandang baik rupa
Aku hanya ingin berjumpa dengannya
karena hati ini sudah tak tahan lagi ingin bertemu, karena dirinya bagaikan matahari dalam hidupku, dan karena aku begitu merindukannya.
Sebulan kemudian saat liburan hendak berakhir aku mengajaknya jalan-jalan lagi dan kuungkapkan seluruh perasaanku kepadanya tetapi tak kuucapkan 'Kamu mau jadi pacarku' melainkan aku katakan 'Bolehkah aku terus mengejarmu sampai waktunya nanti'. Rasa cintaku padanya membuatku berpikir bahwa kalau aku sampai jadi pacarnya maka akan 'Game over' dan berhenti begitu saja dengan harus mempertahankan 'High Score' itu. ‘Mengejar lebih mudah daripada mempertahankan’ kuingat kata-katanya. Mungkin suatu saat nanti aku akan jadi pacarnya atau tidak.  Menurutku, itu kehendak Tuhan.


Pada saat itu aku berpikir tentang masa lalu yang telah terjadi saat ia masih sama pacarnya. Kalau aku jadian sama Rhia, mungkin seseorang spesial seperti Siti tak bisa kudekati lagi, begitu pula kalau aku dekat dengan temannya Siti, malah takkan selamanya ku bisa dekat dengan Siti lagi. Mungkin ini memang kehendak Tuhan, hidayah Tuhan yang diberikan kepadaku untuk menjadi lelaki yang lebih baik karena seorang wanita itu.

Jangan mencintai seseorang karena penampilannya

Kalau ia mencintaimu maka ia akan mengarahkanmu ke jalan yang lebih baik 
The End 

0 komentar:

Posting Komentar